Pembekalan Pembinaan Ideologi Pancasila Bagi Paskibraka Tahun 2022 Diselenggarakan BPIP di Kota Ambon
Yudian Wahyudi, Kepala BPIP, membuka acara pembekalan ini secara daring.
"Pelaksanaan
kegiatan ini sangat penting karena kalianlah (Paskibraka) yang memegang
tongkat estafet kepemimpinan bangsa Indonesia," serunya.
Menurut Yudian, Paskibraka sebagai golongan muda Indonesia harus memiliki karakter dan jiwa yang mencintai Indonesia.
"Berjiwa
dan berkarakter Pancasila serta mencintai Indonesia, itulah Paskibraka.
Itulah karakter dan jiwa yang harus dimiliki oleh semua warga
Indonesia."
Lanjutnya, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta periode 2016-2020 ini juga menegaskan posisi Pancasila.
"Pancasila
adalah pandangan hidup, dasar negara, ideologi negara, dan falsafah
bangsa, dan adalah ideologi yang hidup dan bekerja bagi bangsa Indonesia
dalam menentukan tujuan dan cita-cita bangsa, dengan pembangunan bangsa
yang menyeluruh dan berkesinambungan," tegasnya.
Hal serupa disampaikan oleh Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan BPIP, Tonny Agung Arifianto.
"Paskibraka
harus menjadi corong Pancasila di seluruh wilayah Indonesia. Oleh
karena itu, pembekalan ini akan membekali semua untuk berpartisipasi dan
menarasikan Pancasila di lingkungan masing-masing," katanya.
Deputi
Bidang Pengendalian dan Evaluasi, yang juga adalah Penanggungjawab
Paskibraka secara nasional, Rima Agristina, menyatakan juga bahwa
pembekalan ini dapat menjadi tempat Paskibraka mendapatkan pengarahan.
"Dengan
adanya acara ini, teman-teman dapat menjadi Paskibraka yang memberikan
contoh pengamalan nilai-nilai Pancasila. Inilah harapan kita semua,"
sebut Rima.
Hadir sebagai pembicara, Staf Khusus Ketua Dewan
Pengarah, Antonius Benny Susetyo, dengan tema paparan tentang penggunaan
media sosial.
"Awalnya, Paskibraka harus paham sejarah. Kita
semua harus paham sejarah; dengan itu akan memahami filosofi, yaitu
keutuhan bangsa, memerangi radikalisme, separatisme, dan ide-ide yang
ingin mendirikan negara diluar kesepakatan. Itu panggilan Paskibraka.
Itu panggilanmu," tegasnya.
Benny pun menyoroti banyaknya pengguna sosial media yang ceroboh dan tidak memilah berita.
"Seperti
mereka yang ingin populer, maka melakukan kegiatan yang membahayakan
dirinya sendiri. Joget di tengah jalan raya, ambil selfie di tengah
ombak besar, atau mudah tertipu dengan investasi bodong. Atau melakukan
pornografi. Jangan lagi masyarakat kita seperti itu," sebutnya.
Pakar
komunikasi politik ini juga menyatakan bahwa Paskibraka, dalam
mengamalkan nilai Pancasila pada era digital ini, harus menjadi cerdas.
"Jadi
komunitas pemutus kata bukan pengiya kata. Cerdas, smart, tidak mudah
share; cek ricek dulu berita. Tugasmu adalah membangun kesadaran kritis
dan counter opini kalau ada hoaks. Bangun berita positif tentang
daerahmu; bukan pesimisme dan kegagalan terus yang disoroti, agar
memiliki spirit dan daya tahan."
"Jangan ada egoisme agama, suku
bangsa dan etnis. Itulah nilai Pancasila. Itulah tugasmu. Buatlah
konten opini sebagai perisai bagi bangsa," pesannya.
Narasumber
lainnya, R. Dian Muhammad Johan Johon Mulyadi selaku Direktur Penyusunan
Rekomendasi Kebijakan dan Regulasi memaparkan mengenai bahaya dan
ancaman ideologi transnasional terhadap kesatuan dan persatuan
Indonesia.
"Pancasila itu lahir dari bangsa Indonesia, bukan
adaptasi dari pihak lain. Oleh karena itu, Pancasila merupakan ideologi
yang tepat untuk kita semua yang beragam dan sangat banyak ini,"
jelasnya.
(Tulehu) SKN
Komentar
Posting Komentar